Topeng Kaca No. 25 (Review)

Ada yang tau komik topeng kaca?  Saya sebenarnya bukan pecinta komik, malah dari dulu saya tidak tertarik untuk membaca komik karena cara penulisan dan gambarnya yang menurut pendapat pribadi saya 'agak sedikit berantakan' dan membuat sulit untuk dibaca karena bingung, harus baca bubble / kotak percakapan yang mana dulu.  Hahaha..ini karena saya lebih menyenangi baca novel ataupun cerpen yang tulisan nya sudah sangat rapi dan bisa dibaca baris per baris.  
Tapi setelah lama kelamaan saya pikir, ketidaksukaan pada komik, mungkin hanya masalah kebiasaan ya, karena sejak kecil memang tidak pernah disuguhi komik oleh orang tua saya ^__^


Abaikanlah itu ya, bagaimanapun juga, saya salut dengan para komikus maupun para penulis komik, karena hasil gambar2 mereka yang ekspresif dan bagus.  Oh ya, saya juga tidak antipati dengan komik loh, buktinya, sekarang saya berencana untuk menulis tentang komik topeng kaca.  Yap, komik loh, bukan novel.  Kenapa coba bisa-bisanya saya mulai membaca, dan mengikuti serial komik topeng kaca? Well. ini gara2 teman sekantor saya dulu yang menjerumuskan saya ke dalamnya.  Berawal dari saat saya sedang jenuh dan haus akan bacaan, teman saya menawarkan untuk membaca topeng kaca.  Awalnya dia nyaris tidak percaya kalau saya tidak pernah bahkan tidak pernah tau tentang topeng kaca. Bahkan saya nyaris jadi bahan bully-an dia (mungkin dia pikir saya dari planet mana ya ga tau soal topeng kaca sama sekali)..Hahahaha..tapi toh pada akhirnya dia rela bawain komik koleksinya ke kantor untuk dipinjamkan ke saya, dan singkatnya hari-hari berikutnya saya tenggelam dalam topeng kaca itu. #tersipu malu sendiri

Baiklah, mari kita lanjut ke topik utama postingan ini. Silahkan dibaca, dan review ini akan banyak berisi pendapat pribadi saya akan komik tsb, jadi yang beda pendapat sah2 saja, bebasss. 





Maya Kitajima (Maya) dan Ayumi sam-sama sedang sibuk berlatih untuk drama pementasan bidadari merah.  Pada suatu hari Ibu Tsukikage datang untuk melihat latihan mereka.  Namun yang anehnya, Ibu Tsukikage tidak memberikan komentar apapun terhadap mereka masing-masing di akhir latihan.  Pada saat mengunjungi lokasi latihan Maya, pada saat selesai latihan, Ibu Tsukikage menawarkan minum kepada Maya dan diterima dengan sikap takzim dan menuduk dalam-dalam, seolah-olah roh bidadari merah masih tertinggal di jiwa Maya walau latihan telah selesai.  Dan sepertinya Ibu Tsukikage tampak puas dengan sikap Maya tersebut.  Beda halnya dengan Ayumi yang menerima minum dari Ibu Tsukikage yang biasa saja.  Dan pada akhirnya Ayumi begitu terkejut ketika tahu bahwa respon Maya sangat berbeda dengan apa yang dia lakukan.

Masumi tampaknya sedang galau (meminjam bahasa gaul jaman sekarang) karena dia bingung dan ragu (?) apakah benar dia sudah jatuh cinta pada Maya, dan apa benar belahan hatinya adalah Maya?  Di tempat yang lain, Maya yang tak kunjung bisa maksimal latihan berlakon sebagai kekasih Isshin, dimarahi oleh Pak Kuronuma karena tidak bisa menghayati perannya sebagai dewi akoya kekasih isshin.  Hingga dalam hatinya Maya bertanya-tanya kenapa yang ada dalam hati dan pikirannya, yang menjadi belahan hatinya adalah Masumi, bukan Isshin.

Pak Kuronuma mengganti metode latihan drama, tidak lagi dilakukan di dalam ruangan.  Malah Pak Kuronuma mengajak semua pemain berlatih di tengah kota yang padat dan ramai.  Namun disanalah justru Maya dan Koji bisa menghayati peran mereka sebagai Dewi Akoya dan Isshin

Sementara itu Shiori, tunangan Masumi merasa bahwa selalu ada jarak antara dia dengan Masumi.  Sampai Shiori begitu penasaran, apakah mungkin pengagum rahasia Maya yang menyekolahkan Maya selalu mengirimkan bunga mawar ungu kepada Maya adalah Masumi.  Nah di komik nomor 25 ini, terjawablah semua rasa penasaran Shiori.

Bagaimana dengan Ayumi ?

Ayumi latihan drama dengan sangat keras, keinginannya begitu kuat.  Padahal mata Ayumi mengalami masalah akibat kecelakaan karena menolong rekannya yang nyaris tertimpa lampu panggung.  Akibat kecelakaan tersebut, mata Ayumi kerap tidak bisa melihat, gelap dan kadang buram, seperti ada kabut.  Bahkan Ayumi sempat tidak sadarkan diri hingga harus dirawat di rumah sakit.  Dokter menyarankan Ayumi untuk diperasi, namun Ayumi bersikeras tidak mau karena ia begitu ingin memerankan drama Bidadari Merah dan meminta agar operasi nya ditunda hingga pementasan selesai.

Singkat cerita, Ayumi meninggalkan rumah sakit dan tinggal sementara di villa keluarga.  Awalnya Ayumi tidak bercerita pada orangtua nya mengenai matanya. Namun rupanya bibi (orang yang mengurus Ayumi) sudah bercerita pada mama Ayumi.  Mama Ayumi memaksa Ayumi agar dioperasi, namun melihat keteguhan hati Ayumi, akhirnya mama mengalah.  Sejak saat itu, mama Ayumi memutuskan bahwa dia sendirilah yang akan melatih Ayumi menjadi bidadari merah.  Oh ya, jangan dibayangkan bahwa latihannya akan mudah ya, karena ternyata mama Ayumi agak-agak sadis dalam menggembleng Ayumi.  Karena ada gambar dimana ruangan rumah berantakan karena barang-barang yang pecah dilemparkan kesana kemari. 


Penasaran?? Baca aja ya langsung komiknya.

  



No comments:

Post a Comment